Penjajahan Ideologi Kaum Sodom Modern

Masih ingat kaum Sodom? Setidaknya ada tiga kitab suci yang memuat tentang kaum Sodom. Jika anda memperhatikan, kata sodomi diambil dari nama kaum ini. Lalu apa hubungannya dengan jaman sekarang? Bukankah kaum Sodom sudah musnah ribuan tahun lalu?

Betty Bencong Slebor

Betty Bencong Slebor

Benarkah kaum Sodom telah musnah?

Mungkin bisa jadi kaum sodom telah musnah, namun ideologinya tetap saja bertahan hingga hari ini. Saya menyebutnya sebagai umat Sodom, yakni pengikut dari gaya hidup kaum Sodom. Meskipun terpisah waktu ribuan tahun lamanya, umat Sodom memiliki tingkah laku dan gaya hidup yang sangat identik dengan kaum Sodom.

Dalam kehidupan sehari-hari, umat Sodom ini dapat anda temui. Bahkan dengan alasan HAM, mereka sudah secara terang-terangan menuntut untuk diakui hak-nya sebagai “orang normal”. Mereka terlihat seperti kaum minoritas diantara mayoritas manusia Indonesia yang normal, namun sejatinya mereka telah menebar teror dan melancarkan serangan secara mental dan ideologi. Ingin tahu contohnya?

Psywar #1: Pengamen Bencong

Suatu saat kita sedang makan di kaki lima. Lalu tiba-tiba ada suara nyanyian yang merdu dan khas dari makhluk yang entah darimana asalnya. Selanjutnya ada dua skenario “pemalakan” kepada kita yang semuanya bertujuan supaya uang receh mulai dari seribu rupiah keluar dari kantong kita.

Pertama, bagi pria, si bencong alias bencis ini akan menggoda dengan tingkah merayu ala wanita genit. Jika kita pria normal, hal itu menjijikkan sekali. Secara refleks kita ingin hal itu segera berakhir. Cara satu-satunya yang terpikir dalam diri kita adalah segera mengeluarkan recehan untuk membuat “godaan” itu segera enyah dari hadapan kita.

Bencong meremas kemaluan

Bisa saja hal ini terjadi pada anda, kan?

Jika yang pertama gagal, mereka akan menggunakan cara kedua. Semua orang tahu bahwa mereka memiliki kekuatan layaknya laki-laki, namun memiliki penampilan seperti perempuan. Bagi sebagian orang, ini cukup mengerikan dan membuat jantung berdegup kencang ketakutan. Daripada cari masalah, maka recehan seribu rupiah pun melayang dari kantong.

Secara tidak sadar, sebenarnya kita, terutama para lelaki telah berhasil diteror oleh keberadaan mereka. Berapa banyak diantara kalian para lelaki yang tidak “keder” berhadapan dengan bencong/bencis/waria?

Psywar #2: pria “slebor” di televisi

Pernahkah kita menyadari bahwa sebenarnya kita berada pada dilema moral yang luar biasa, saat kita menonton tayangan di televisi yang menampilkan pria slebor atau pria yang berlaku lemah lembut layaknya wanita. Mungkin kita tidak menyadari, namun cobalah kita kembali renungkan ini.

Bagaimana jika “pria kewanitaan” itu adalah saudara atau anak laki-laki kita, apakah kita masih bisa tertawa melihat tingkah lakunya? Apakah kita masih bisa tergelak mendengarkan bahasa dan gestur mereka yang unik dan berbeda dari “manusia normal”? Saya yakin disinilah sebenarnya dilema moral kita.

Psywar #3: hilangnya keakraban pria

Waktu saya kecil, saya biasa melihat kakek didatangi saudara atau tamu laki-laki, kakek saya selalu bersalaman, memeluk dengan tempel pipi. Sebaliknya, jika yang datang perempuan, kakek hanya salam saja, bahkan tidak bersalaman, kecuali dengan saudara atau anak-cucu beliau.

Pemandangan ini sudah biasa bagi saya sekeluarga, bahkan saya sendiri tidak canggung saat dulu kakek memeluk setiap kali saya berkunjung. Tetapi coba lihat saat ini, orang akan menganggap aneh jika ada dua orang laki-laki bertemu lalu berpelukan. Justru orang akan lebih maklum jika yang berpelukan adalah beda jenis kelamin, padahal bukan muhrim.

Hasil pencarian gambar Google dengan kata kunci Pria Berpelukan.

Hasil pencarian tidak sesuai dengan harapan saya. Cek sendiri deh.

Orang akan berpikir hanya “lelaki penyuka sesama jenis” yang berpelukan diantara sesamanya. Padahal sesungguhnya tidaklah demikian, pelukan itu merupakan wujud kepedulian dan keakraban. Pelukan adalah simbol penerimaan dengan tangan terbuka. Pelukan bahkan dapat meredakan stress, menenangkan pikiran dan meningkatkan daya ingat.

Tiga hal diatas adalah bentuk efek dari keberadaan umat Sodom. Jika anda menyatakan bahwa bangsa Indonesia sudah merdeka, saya akan bilang ya, dari penjajahan Belanda dan Jepang. Tetapi kita masih belum terbebas dari penjajahan oleh umat Sodom. Bagaimana menurut pendapat anda?

Artikel ini diterbitkan pada

Seorang yang percaya hari akhir dan mencari Tuhan melalui ilmu pengetahuan. Mengerti PHP, Wordpress dan Linux. Namun masih saja menggunakan Windows 10 sebagai sistem operasi utama. Mau tanya apa saja atau bahkan curhat sama penulis ini, hubungi saja melalui formulir kontak disini. Pasti dibalas, kok!

Ada 1 pendapat pembaca

Dibawah ini adalah pendapat yang dikirimkan pembaca atas artikel ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara bebas, anda boleh menulis apa saja asal mampu mempertanggungjawabkannya. Kami menerima kritik dan saran namun tidak menerima caci maki. Hidup cuma sekali, jangan sia-siakan hanya untuk menyakiti hati orang lain.

  1. nuzulul:

    Awasss MC cowok nan feminin…! 🙂

Kirim pendapat

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.