Pada Jum’at (7/11) lalu, Komunitas Blogger Jogja mendapatkan undangan dari Dinas PU dan ESDM Yogyakarta untuk menghadiri launching Clean Stove Initiative (CSI) di hotel Grand Zuri.
Hadir dalam kesempatan ini Direktur Bioenergi Kementrian ESDM, Dadang Kusdiana yang mewakili Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi. Beliau memaparkan apa itu program Clean Stove Initiative. Program ini merupakan kerjasama antara Kementrian ESDM dan Bank Dunia yang memberikan hibah sebesar 150 ribu dollar atau sekitar 2 milyar rupiah.
Clean Stove Initiative adalah sebuah program yang disasar untuk masyarakat yang selama ini menggunakan bahan bakar biomassa. Selama ini masyarakat pedesaan masih menggunakan tungku yang sederhana, tidak ramah lingkungan, boros bahan bakar dan cenderung menganggu pernafasan. Program CSI ini akan memberikan subsidi kepada tungku atau kompor biomassa modern supaya terjangkau oleh masyarakat.
Bahan bakar biomassa yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah kayu, briket pelet atau briket arang. Bahkan di desa-desa lebih banyak menggunakan kayu karena lebih mudah didapat, lebih murah atau bahkan bisa gratis. Kearifan lokal seperti inilah yang menjadi tujuan diversifikasi energi, sehingga masyarakat tidak hanya bergantung pada satu jenis bahan bakar untuk memasak, misalnya elpiji 3kg yang terkadang sulit didapat di pedesaan.
Kementerian ESDM sudah mengumumkan pendaftaran tungku/kompor biomassa modern pada bulan April, mengundang banyak produsen dari seluruh dunia, termasuk produsen lokal untuk berpartisipasi. Pada launching CSI ini terpilih 5 kompor biomassa yang tersertifikasi dan berhak mendapatkan subsidi. Menurut Dadang Kusdiana, besaran subsidi yang diberikan kepada “market agregator” atau produsen kompor mulai dari 30 ribu hingga 270 ribu rupiah.
Penentuan besar subsidi didasarkan pada rating kompor tersebut. Yang dinilai antara lain efisiensi bahan bakar, kebersihan partikel lepas dan polusi karbon monoksida yang dihasilkan oleh kompor tersebut. Setiap penilaian mendapatkan maksimal 3 bintang, sehingga total rating terbaik adalah bintang 9. Target dari program CSI ini adalah mendistribusikan 10.000 kompor biomassa yang tersertifikasi hingga akhir Desember 2015 nanti.
Saat ini di seluruh kabupaten dan kota di DIY, sekitar 42,78 persen rumah tangga masih menggunakan tungku tradisional dengan kayu bakar. Sedangkan di Jawa Tengah sebesar 49,90 persen rumah tangga menggunakan sistem yang sama. Merekalah yang menjadi target program CSI. Harapannya adalah mereka menjadi lebih sehat dan hemat tanpa mengganggu kearifan lokal berupa kebiasaan jenis bahan bakar mereka.
Pemberian subsidi pada tungku/kompor biomassa diharapkan mampu membuat daya beli masyarakat terhadap kompor biomassa meningkat. Hal ini dikarenakan harga jualnya akan menurun karena sebagian sudah dibayar program CSI dengan subsidi. Tetapi masih belum jelas apakah ada kebijakan tertentu untuk masyarakat yang benar-benar tidak bisa membeli. Keluarga sangat miskin yang memiliki pendapatan hanya cukup untuk makan saja akan sangat kesulitan membeli kompor biomassa.
Meskipun begitu, program ini patut diapresiasi sebagai usaha untuk melakukan diversifikasi energi. Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM telah melakukan banyak hal, meskipun tidak semuanya berhasil. Hal ini dikarenakan kultur dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang beragam, mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda.
Anda berminat untuk menggunakan kompor biomassa? Ini yang paling lucu, saya tidak tahu kompornya dijual dimana. Untuk foto kompornya menyusul karena koneksi sedang tidak bersahabat. 🙂
Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.
Anda harus masuk untuk berpendapat.