Meskipun pisang bukan tumbuhan asli Indonesia, namun sudah tumbuh di Indonesia dengan mudah dan menjadi salah satu bagian dari budaya Indonesia. Kita harus bersyukur bahwa keberadaan pisang yang berlimpah itu bermanfaat, terutama untuk kesehatan.
Menurut sebuh riset di Jepang, pisang yang matang penuh dengan sedikit bercak hitam/coklat di kulitnya yang kuning menghasilkan lebih banyak zat yang disebut dengan TNF atau Tumor Necrosis Factor. TNF ini berfungsi meningkatkan kemampuan tubuh untuk memerangi sel-sel abnormal. Semakin banyak bercak gelap di kulit pisang, maka semakin tinggi kualitas TNF yang dihasilkan. Pisang berwarna kuning dengan bintik gelap 8 kali lebih efektif meningkatkan kemampuan sel darah putih daripada yang berwarna hijau.
Benar, pernyataan di paragraf diatas ternyata ada benarnya. Adalah fakta bahwa kandungan gizi buah-buahan akan mengalami perubahan saat mereka matang. Saat pisang matang menjadi berwarna kuning, tingkat anti-oksidannya menjadi lebih tinggi. Antioksidan dalam pisang matang dapat melindungi anda dari penyakit jantung dan melawan kanker. Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi, dalam kasus kanker adalah memperlambat pertumbuhan sel kanker.
Akan tetapi pisang yang terlalu matang juga mengalami perubahan lain yakni meningkatnya kadar gula sederhana yang mudah dicerna dapat meningkatkan gula darah. Hal ini tentu cukup merugikan bagi mereka yang menderita diabetes karena peningkatan gula darah yang secara tiba-tiba. Selain itu mikronutrien seperti vitamin dan mineral juga turun saat pisang terlalu matang sehingga manfaatnya secara normal juga mengalami penurunan. [Sumber: .]
TNF adalah sebuah sitokin, zat yang dikeluarkan oleh sel-sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh yang memiliki efek pada sel lain. Zat ini membantu dalam perang melawan sel-sel yang abnormal seperti tumor dalam tubuh. Penelitian yang dilakukan pada pisang telah membuktikan bahwa kadar induksi TNF meningkat tajam ada pisang yang terlalu matang dan memiliki bercak gelap di kulitnya, sebelum kulitnya berubah menjadi coklat secara keseluruhan atau dalam bahasa Jawa disebut sebagai ndalu.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa aktivitas pisang setara dengan Lentinan, suatu imunostimulan kimia yang merupakan agen anti-kanker. Jadi pisang matang dapat bertindak sebagai agen anti-kanker dengan merangsang produksi sel darah putih pada manusia. Bagi yang tidak suka pisang dan menganggap itu makanan monyet, semoga tidak menyesal jika suatu hari terkena tumor atau kanker yang tidak bisa disembuhkan. Bagaimana menurut anda?
Dibawah ini adalah pendapat yang dikirimkan pembaca atas artikel ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara bebas, anda boleh menulis apa saja asal mampu mempertanggungjawabkannya. Kami menerima kritik dan saran namun tidak menerima caci maki. Hidup cuma sekali, jangan sia-siakan hanya untuk menyakiti hati orang lain.
Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.
Anda harus masuk untuk berpendapat.
Untung saya suka makan pisang… siiip…
mesti banyak makan pisang biar tuanya gak kena kanker? 😀