Belajar dari Proses untuk Meningkatkan Kualitas Diri

Manusia hidup itu berproses. Dari lahir hingga tua dan mati, kita mengalami proses. Jika kita amati lebih lanjut, alam pun berproses. Maka bisa disimpulkan bahwa hidup ini adalah sebuah proses. Proses membuat perubahan dan menjadikan manusia menjadi lebih baik atau mungkin sebaliknya.

Manusia itu berproses, dari bayi sampai tua.

Manusia itu berproses, dari bayi sampai tua.

Suatu ketika ada seorang anak yang suka mengamati alam. Dia melihat dan tertarik pada sebuah kepompong. Kepompong itu tampaknya telah melewati fase akhir dan akan menjadi kupu-kupu. Anak itu mengamati terus menerus usaha calon kupu-kupu tersebut. Tampaknya, calon kupu-kupu itu sulit sekali untuk keluar. Sampai menurut anak itu, usaha itu mustahil dilakukan.

Akhirnya anak itu kasihan dengan calon kupu-kupu itu. Dia ambil sebuah silet dan membelah kepompongnya. Calon kupu-kupu itu keluar dengan mudahnya. Namun apa yang terjadi? Kupu-kupu itu tak pernah bisa mengembangkan sayapnya untuk terbang. Sepanjang umurnya, kupu-kupu itu hanya bisa merayap. Anak itu terus berharap kupu-kupu itu bisa terbang, tapi harapannya tak jadi kenyataan.

Itu adalah sedikit cerita yang dulu pernah aku dengar dari kakek. Saat itu saya mengeluh pada beliau tentang banyaknya masalah yang mendera saya. Saat itu saya hampir putus asa karena saya pikir tak seorangpun mau dan mampu menolong saya. Tapi kakek dengan bijaknya menceritakan hal ini kepada saya. Perumpamaan dalam cerita ini sungguh luar biasa.

Proses itu untuk kebaikan manusia

Apa yang anak itu lakukan memang baik, namun bukan itu yang dibutuhkan si calon kupu-kupu. Anak itu tidak pernah mengerti bahawa perjuangan untuk mengeluarkan badan dari celah sempit itu untuk mendistribusikan cairan dari tubuhnya supaya kupu-kupu itu bisa mengembangkan sayapnya untuk digunakan terbang, sesuai yang ditentukan oleh Allah.

Seringnya, perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Kesakitan dan kesulitan mungkin kita dapatkan. No pain no gain, orang di barat sana menyebutnya begitu. Kalo kata om Witwicky di Transformer, “no sacrifice, no victory”. Jika Allah membiarkan kita bolos dari semua ujian, maka kita akan jadi lemah, tidak sekuat apa yang kita harapkan dan tidak akan pernah “terbang” seperti kupu-kupu itu.

Sebenarnya, kita diberi lebih dari yang kita minta

Kita minta kepada Allah sebuah kekuatan lalu Allah memberi kita kesulitan untuk dihadapi supaya kita semakin kuat. Kita minta kebijaksanaan lalu Allah memberi masalah yang harus kita pecahkan. Kita menginginkan kekayaan lalu Allah memberi kita otak dan kekuatan untuk bekerja. Kita meminta cinta dan Allah memberikan orang-orang yang harus kita bantu.

Allah memberikan apa yang kita butuhkan untuk mencapai keinginan kita, bukan memberikan apa yang menjadi keinginan kita secara langsung. Dunia ini bukan dunia dongeng. Jadi jalanilah hidup tanpa rasa khawatir. Semua masalah pasti dapat teratasi jika kita yakin dan tahu. Seperti kata pepatah, “Apa yang tidak membunuhku, akan membuat aku lebih kuat.” Nah, apakah anda sudah pernah “hampir terbunuh”?

Artikel ini diterbitkan pada

Seorang yang percaya hari akhir dan mencari Tuhan melalui ilmu pengetahuan. Mengerti PHP, Wordpress dan Linux. Namun masih saja menggunakan Windows 10 sebagai sistem operasi utama. Mau tanya apa saja atau bahkan curhat sama penulis ini, hubungi saja melalui formulir kontak disini. Pasti dibalas, kok!

Kirim pendapat

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.

Anda harus masuk untuk berpendapat.