Menikmati Proses adalah Jalan Menuju Keikhlasan

Proses adalah satu kata yang sederhana, tidak rumit namun membutuhkan banyak pemahaman. Proses adalah urutan suatu kejadian, baik disengaja maupun tidak disengaja yang melibatkan ruang, waktu, tenaga dan sumber daya yang lain.

Proses adalah satu hal yang runut seperti ini. Credit: Phil McKinney.

Proses adalah satu hal yang runut seperti ini. Credit: Phil McKinney.

Sadar atau tidak, alam semesta termasuk di dalamnya manusia itu berproses. Meskipun kita tidak menyadarinya, namun proses tetap terjadi. Bahkan proses sedang terjadi saat anda membaca tulisan ini. Meskipun begitu, tidak banyak yang mengerti tentang hakekat dari proses itu. Padahal semua orang itu berproses, setidaknya dari lahir, balita, anak-anak, remaja, dewasa, tua lalu mati.

Mengabaikan proses, awal kehancuran

Belakangan ini orang tanpa sadar mulai mengabaikan proses. Kecenderungan untuk berorientasi pada hasil, menyebabkan kekacauan di sana-sini. Keinginan untuk mendapatkan segalanya dengan cara instan dengan hasil maksimal telah mendorong pada pembenaran segala cara. Saat para pejabat berusaha membelokkan hal yang seharusnya menjadi hak rakyat (baca: korupsi), maka rakyat juga melakukan hal yang serupa. Mereka juga membelokkan hak orang lain menjadi milik mereka sendiri (baca: rampok, maling, dsb).

Seorang mahasiswa yang hanya ingin lulus dengan nilai baik, tanpa mau belajar, menghalalkan segala cara. Mencontek, menjiplak, plagiat, membayar kunci jawaban, dan hal tak terpuji lainnya pun dilakukan. Tindakan ini memotong proses, membuatnya tidak berkembang dan tidak cerdas. Mungkin dia dapat lulus dengan nilai yang cukup, namun belum tentu mendapatkan pekerjaan atau bersaing di dunia nyata. Di dunia nyata tentu sangat berbeda dengan ujian tulis, kan?

Menikmati proses, membiarkannya berlalu

Salah satu penentu keikhlasan adalah bagaimana kita dapat menikmati proses hidup. Menikmati bukan berarti tidak berbuat apapun, tidak bergerak sama sekali. Menikmati proses itu adalah bersabar disaat semua hal tidak sesuai dengan harapan kita dan tidak terlalu gembira disaat mendapatkan apa yang kita inginkan. Dengan momentum hari kemerdekaan Indonesia ke-68 ini, mari kita mencoba untuk menikmati proses yang sebenarnya.

Jika tidak memiliki kekayaan atau jabatan, tetap sabar dan bersyukur, menjadikan diri kita pantas untuk jabatan dan kekayaan yang lebih baik. Jika sudah memiliki jabatan dan kekayaan, ya harus amanah dan tetap berproses menjadi orang yang lebih baik. Satu hal yang harus kita ingat bahwa semua proses yang telah kita lalui, hanya membawa kita pada satu titik, yakni MATI. 🙂

Artikel ini diterbitkan pada

Seorang yang percaya hari akhir dan mencari Tuhan melalui ilmu pengetahuan. Mengerti PHP, Wordpress dan Linux. Namun masih saja menggunakan Windows 10 sebagai sistem operasi utama. Mau tanya apa saja atau bahkan curhat sama penulis ini, hubungi saja melalui formulir kontak disini. Pasti dibalas, kok!

Ada 1 pendapat pembaca

Dibawah ini adalah pendapat yang dikirimkan pembaca atas artikel ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara bebas, anda boleh menulis apa saja asal mampu mempertanggungjawabkannya. Kami menerima kritik dan saran namun tidak menerima caci maki. Hidup cuma sekali, jangan sia-siakan hanya untuk menyakiti hati orang lain.

  1. Alva Holroyd:

    videos in HD

Kirim pendapat

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.