Menguak Mitos Cerita Tentang Wewe Gombel

Wewe Gombel adalah sebuah makhluk mitologi yang berasal dari Jawa. Ada banyak versi kisah Wewe Gombel di masyarakat Jawa, tergantung daerah masing-masing.

Bukan, ini bukan Wewe Gombel!

Bukan, ini bukan Wewe Gombel!

Wewe Gombel memiliki wujud seorang wanita, tetapi Wewe Gombel bukanlah kuntilanak. Sering terjadi kesalahan dalam hal ini. Wewe Gombel tidaklah mengenakan kostum gaun putih dengan bagian punggung berlubang. Visualisasi Wewe Gombel yang sebenarnya justru sangat berbau pornografi. Wanita telanjang dengan rambut panjang acak-acakan dan memiliki payudara yang memanjang.

Bagaimana kisah Wewe Gombel?

Tentu yang namanya mitos tidak jelas bagaimana asalnya dan original story-nya. Tidak jelas dimana dan kapan kisah ini bermula. Alkisah di suatu masa ada makhluk yang bernama Wewe Gombel. Ia suka menculik anak-anak yang bermain sendirian di luar rumah atau anak-anak yang diabaikan atau diperlakukan tidak benar oleh orang tuanya.

Entah ia menculik karena hobi atau kurang kerjaan, tetapi anak-anak yang diculiknya tidak dilukai ataupun dibunuh. Bahkan konon katanya anak-anak yang diculik itu akan dikembalikan ke orangtuanya jika mereka telah sadar dengan perbuatannya, menginginkan anak mereka kembali dan berjanji untuk merawat anaknya dengan cara yang lebih baik.

Moral dari Wewe Gombel

Bisa kita katakan bahwa Wewe Gombel lebih mirip seperti Komisi Perlindungan Anak di masa modern ini. Mereka melindungi anak-anak, bahkan dari orangtuanya sendiri. Seperti yang sudah pernah saya bahas, cerita mitos merupakan cara untuk membentuk masyarakat. Dari situ kita bisa melihat tujuan dan moral dari cerita Wewe Gombel.

  • Menakuti orangtua dengan tujuan supaya merawat anak-anaknya dengan baik dan tidak memperlakukan mereka dengan kasar.
  • Menakuti anak-anak supaya tidak keluar malam hari karena di jaman dulu banyak hewan buas berkeliaran di malam hari.
  • Menjaga ketertiban dan keamanan desa dengan tidak membiarkan orang berkeliaran di malam hari.

Di jaman yang masyarakat masih sangat mempercayai hal-hal mistis, mitos memang cara yang paling efektif untuk mengatur tatanan dalam bermasyarakat. Dulu manusia mempercayai kebenaran yang sederhana, yakni kita akan mendapatkan balasan dari apa yang kita perbuat. Sedangkan manusia sekarang yang materialistis tentu mempercayai hal yang lebih rumit sehingga membutuhkan hukum yang lebih rumit.

Hanya saja dewasa ini Wewe Gombel tidak lagi diceritakan dengan tujuan yang sama dengan di jaman dulu. Beberapa cerita yang beredar saat ini justru mengaburkan inti atau moral cerita diatas sehingga orang hanya takut pada Wewe Gombel-nya, bukan perbuatannya sendiri. Kasihan Wewe Gombel, saat ini semua ceritanya hanya untuk tujuan komersial belaka.

Bagaimana menurut pendapat anda? Punya cerita lain tentang Wewe Gombel?

Artikel ini diterbitkan pada

Seorang yang percaya hari akhir dan mencari Tuhan melalui ilmu pengetahuan. Mengerti PHP, Wordpress dan Linux. Namun masih saja menggunakan Windows 10 sebagai sistem operasi utama. Mau tanya apa saja atau bahkan curhat sama penulis ini, hubungi saja melalui formulir kontak disini. Pasti dibalas, kok!

Ada 66 pendapat pembaca

Dibawah ini adalah pendapat yang dikirimkan pembaca atas artikel ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara bebas, anda boleh menulis apa saja asal mampu mempertanggungjawabkannya. Kami menerima kritik dan saran namun tidak menerima caci maki. Hidup cuma sekali, jangan sia-siakan hanya untuk menyakiti hati orang lain.

  1. Adi Pradana:

    keren ulasannya. tapi kudu ada ilustrasi wewe gombel sebenarnya, bukan awewe seksi aja mas. hehehe

Kirim pendapat

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.

Anda harus masuk untuk berpendapat.