Martabak telur adalah makanan yang sebenarnya berasal dari India. Banyak versi dan sejarah makanan ini pertama kali dibawa ke Indonesia, tergantung daerahnya.
Tetapi tahukah kamu bahwa martabak telur itu sejak lama digunakan sebagai alat diplomasi untuk mengambil hati keluarga cewek? Mungkin anak-anak muda sekarang tidak paham hal ini. Apalagi sering digambarkan di FTV kalau cowok yang bawa martabak telur sambil ngapel itu pasti kuno, ndeso dan culun.
Tidak ada yang tahu persis sejak kapan dan apa penyebab kenapa martabak telur dipilih untuk menjadi teman diplomasi mengambil hati calon mertua. Yang aku tahu, kebudayaan ini pertama kali muncul di film-film lawas akhir 70-an. Pada umumnya, film mengambil budaya yang sudah umum dari masyarakat.
Kemudian disaat masih kecil, aku ingat sekali kalo beberapa cowok yang ngapel ke rumah tetangga selalu membawa bungkusan yang aku tahu itu martabak telur. Darimana aku tahu? Karena orangnya bilang kepada yang menerima. Jaman aku kecil belum ada gagdet, jadi kalo malam minggu ya kelayapan gangguin orang lagi pacaran, entah itu di rumah tetangga ataupun di kolong jembatan. Ini serius, ada lho dulu yang pacaran di kolong jembatan. 🙂
Pada intinya, budaya membawa martabak telur saat ngapel ke rumah pacar sudah ada sejak lama. Meskipun tidak ada yang tahu tanggal persisnya kapan. Seperti sudah menjadi konsensus bahwa makanan yang wajib dibawa sebagai “upeti” saat wakuncar adalah martabak telur. Seperti itulah yang terjadi sebelum aku lahir dan saat aku masih anak-anak.
Perlu pengkajian dan penghayatan mendalam untuk mengetahui sebab kenapa martabak telur yang dipilih, bukan yang lainnya. Di tiap daerah ada makanan yang derajatnya hampir sama, tetapi tidak digunakan sebagai alat diplomasi calon mertua. Mungkin alasannya sebagai berikut:
Membawa dan memberikan apapun kepada calon mertua adalah baik. Hanya saja jangan sampai berlebihan. Menonjolkan sisi kepribadian kamu lebih penting daripada membawa sesuatu yang merupakan “bungkus” dari dirimu. Ngomong-ngomong, adakah yang sudah pernah bawa martabak ke calon mertua? Aku sih belum pernah.
Dibawah ini adalah pendapat yang dikirimkan pembaca atas artikel ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara bebas, anda boleh menulis apa saja asal mampu mempertanggungjawabkannya. Kami menerima kritik dan saran namun tidak menerima caci maki. Hidup cuma sekali, jangan sia-siakan hanya untuk menyakiti hati orang lain.
Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.
Anda harus masuk untuk berpendapat.
saya sangat menikmati tulisan anda mas hahaha tapi mungkin tiap daerah beda beda gak cuma martabak aja
menggoda sekali martabaknya, jd bikin laperrrrrrr :3
jadi inget waktu pertama kali ngapel, bawa martabak paling mahal 😀
Wah, bagus tuh gan… 🙂
Trus sekarang yang diapelin gimana?
kalo saya beda, saya yg diapelin 😀
pacar saya bawa martabak 3 bungkus wkwkwkw
Ya kalo cewek jelas diapelin lah. Aneh aja kalo cewek ngapel tuh.