Saya sebenarnya bukanlah seorang guru, namun hanya seorang yang suka berbagi ilmu meskipun cuma sedikit. Semenjak SMA, saya sudah terbiasa berbagi ilmu. Pertama kali saya berbagi ilmu dalam “jumlah besar” adalah ketika saya bertukar ilmu dengan seorang guru SMA saya.
Saya sebut bertukar ilmu karena beliau mengajarkan saya pelajaran fisika (karena beliau bukan guru kelas saya) dan saya mengajarkan beliau menggunakan komputer. Pada masa itu komputer masih merupakan barang langka sehingga hanya sedikit orang yang bisa dan kebetulan saya adalah orang yang beruntung itu. Dari pengalaman berkali-kali menjadi tentor dalam beberapa pelatihan blog, Linux, marketing, MLM dan juga duduk sebagai siswa, saya kemudian menetapkan standar bagaimana cara untuk mengajar itu.
Sifat mengajar yang horisontal berarti kita sebagai tentor menempatkan diri sama tinggi dengan siswa kita. Kita berbicara sebagai orang yang lebih dahulu tahu, bukan lebih pintar. Kita mentransfer ilmu, bukan memberi ilmu. Saya seringnya mengatakan seperti ini setelah perkenalan:
“Saya berdiri di depan anda sekalian bukan karena saya lebih pintar dari anda, namun hanya karena saya mengenal ilmu ini lebih dahulu daripada anda. Mungkin suatu saat diantara anda sekalian ada yang lebih mengerti ilmu ini daripada saya. Saya berkeyakinan kuat akan hal ini.”
Pernyataan diatas sudah memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih santai dan lebih menikmati kebersamaannya dengan anda. Jika kelas sudah santai dan dinikmati, maka pelajaran mudah diberikan. Dalam memberikan pelajaran, anggaplah kita sedang bercerita tentang pengalaman sehingga ilmu apapun itu tidak terkesan menyeramkan.
Untuk ini saya menjiplak guru SD saya dulu, namanya pak Jamari, beliau adalah guru IPA kelas 2. Saat pertemuan pertama, beliau membawa sebuah gambar Thomas Alva Edison dan memajangnya di depan kelas lalu bercerita tentang Thomas Alva Edison. Ketika saya naik kelas, saya melihat guru saya itu melakukan hal yang serupa pada adik kelas saya. Ya, setidaknya bagi anak-anak kelas 2 SD, kisah Edison itu inspiratif. 🙂
Saya terbiasa memberikan hadiah bagi mereka yang dapat mengerjakan sesuatu yang saya tugaskan di tengah-tengah pelajaran. Ini saya tiru dari seorang guru biologi SMP saya. Reward itu bisa berupa makanan atau minuman dan terkadang alat tulis. Reward ini bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Mungkin untuk guru sekolah bisa dengan menjanjikan kebebasan pekerjaan rumah bagi yang dapat menjawab pertanyaan. Yah, hal-hal semacam itulah, tergantung bagaimana kreatifitas dan keadaan.
Untuk ini saya mencontoh dari tayangan di TV yang menampilkan kilasan sebelum jeda iklan. Saya terbiasa memberikan preview pelajaran selanjutnya pada bagian yang menarik sebelum kelas berakhir. Hal ini membuat siswa kita menjadi semangat untuk mengikuti kelas kita selanjutnya. Penasaran adalah senjata guru untuk membuat kelasnya menjadi diminati oleh murid-muridnya. 🙂
Dan tak lupa, sebagai seorang guru kita haruslah menjadi seseorang yang dapat menyakinkan murid kita bahwa mereka hebat. Kita harus bisa menanamkan kepada mereka bahwa mereka pasti bisa melakukan apa saja asalkan berusaha dengan baik. Hal ini dapat kita tempuh dengan menghindari kalimat-kalimat yang menurunkan keyakinan terhadap diri mereka sendiri. Saya sendiri berpendapat bahwa tidak ada orang bodoh, hanya saja memiliki pemahaman yang berbeda.
Seorang guru SMA saya pernah mengatakan bahwa “ajarkan apa yang kamu bisa, bukan apa yang kamu tahu”. Maksudnya adalah apa yang kita ajarkan sebaiknya adalah sesuatu yang kita mengerti dan bisa kita lakukan. Lakukan dengan memberikan contoh. Ketika memberikan pelatihan, saya lebih banyak memberikan contoh dan mempraktekkan langsung supaya siswa mengerti dan tidak hanya mengimajinasikan dalam pikiran saja. Oleh karena itu sebagai guru kita harus paham konsep dari suatu hal yang diajarkan. Pemahaman konsep akan membuat kita mudah memberikan contoh apa saja dan memecahkan problematika yang mungkin dihadapi oleh para siswa.
Hal-hal diatas hanyalah sekelumit dari bagaimana mengajar yang baik. Selain dari pengalaman mengajar, pengalaman saya duduk sebagai siswa dari kecil hingga dewasa juga mempengaruhi kesimpulan tentang bagaimana seharusnya seorang guru itu mengajar. Mungkin ada yang mau menambahkan?
Dibawah ini adalah pendapat yang dikirimkan pembaca atas artikel ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara bebas, anda boleh menulis apa saja asal mampu mempertanggungjawabkannya. Kami menerima kritik dan saran namun tidak menerima caci maki. Hidup cuma sekali, jangan sia-siakan hanya untuk menyakiti hati orang lain.
Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.
Anda harus masuk untuk berpendapat.
Semoga bermanfaat.. nulis di blog itu juga mentransfer ilmu. 😀
share keilmuan yang sangat bagus.. 🙂
apakah cara mendidik anak itu baku idak bisa berubah-ruba , dan bagaimna cara mendidik REMAJA ????
saya seorang guru SD didaerah terpencil.dalam mengajar kesulitan saya adalah ketersediaan media pembelajaran yg sangat minim.apalagi peran orang tua siswa yg terkesan kurang memperhatikan kebutuhan siswa disekolah.contohnya:ketika saya adakan praktek disekolah dan siswa harus membawa peralatan dari rumah,siswa byk yg tidak memperhatikannya dgn alasan macem macem,padahal alat yg harus dibawa itu kalau beli gak lebih dari dua ribu rupiah..apa yg harus saya lakukan?apa cara mengajar saya yang kurang menarik?
hallo mas faisal, saya bukan guru tapi pengen banget jadi guru. saya termasuk yg awam juga, cuman kalau dari sudut pandang dan pendapat saya, sebaiknya sebelum menyuruh membawa sesuatu yg sekiranya memerlukan uang, kita kasih tau mereka nya seminggu sebelum praktek itu dimulai, kita mengajarkan sifat menabung kepada anak, misalnya “minggu depan kita praktek, tapi praktek kali ini memerlukan sesuatu yg harus dibeli, gimana kalau kita menabung?”, atau mungkin mas lebih tau bagaimana memberitahu kepada anak, selain itu beritahu juga kepada anak tentang kwajiban dan tanggung jawab, ketika mereka tidak membawa sesuatu yg harus dibawa, kita bertanya dulu kepada anak apa alasannya, sehingga anak merasa bahwa guru memperhatikannya, ketika 50% anak yg membawa barang yg harus dibawa, mas bisa memberi solusi dengan menjadikan mereka kelompok, memang anak yg lain pasti menganggap tidak adil, tapi coba mas kasih nilai plus bagi mereka yg membawa dan memberi sanksi yg mendidik kepa anak yg tdk membawa. maaf kalau ada saran yg kurang berkenan hhe
met sre
sangat membantu.
Sangat bermanfaat.
Apa trik seperti itu bisa untuk semua tingkatan sekolah?
Inti dari strategi ini bisa diterapkan untuk semua tingkatan sekolah, saya kira begitu. Hanya saja dalam prakteknya, anda perlu menyesuaikan dengan tingkatan usia siswa yang dihadapi.
menarikk…bahasanya simple, ringan ,mudah d pahami dan sangatt bermanfaat tetunya… ^^
Saya seorang tutorial bagai mana. Ccara menarik. Perhatian siswa aggar. Membeli buku yg. Saya ppresentasikan kpadda mereka
Bagaimana tips menghadapi anak yang nakal ketika mengajar dikelas?
Terima kasih blog ini sangat membantu ….
Saya memiliki cita2 mengajar. Saat ini saya menjadi mahasiswa akhir jurusan hukum. Apa yang harus saya lalukan mengingat bahwa saya belum memiliki pegalaman untuk mengajar???
saya suka dengan pengalaman ini,dengan hal ini saya menamba pengalaman ,mudah-mudahan tman2 yg lain senang jg ..amin yarab
Tulisannya bagus sekali :)) saya mau mengikuti program mengajar jadi termotivasi membacanya :))
Saya sangat ingin mengajar di sebuah madrasah dikota saya tapi lowongan untuk mengajar disitu sudah penuh. Saya bingung harus bagaimana :/
Sangat inspiratif sekali tulisannya, banyak kesalahan yang saya lakukan,.meski saya hanya mengajar pada anak sendiri.
Informasi yang menarik dan sangat bermanfaat, Semoga Sukses selalu, salam hangat dari kami yang masih magang di Tempat Magang Di Jogja 😀
Sangat memberikan inspirasi.
bagus nih triknya. aku mau nanya, trik ini bisa dipakai buat anak kelas 1 sd gak? terima kasih
Motivasi tentu lebih bagus untuk anak kecil. Tapi inget, sesuaikan dengan kemampuan berpikir anak SD. 🙂
Thnks
Nice sharing. Semoga bisa kupraktekan.
Mohon masukan ya buat yg mungkin lebih berpengalaman dan mengerti, saya guru SD(baru), ada suatu problem yg saya hadapi dan belum temukan solusinya, yaitu cara mengatasi anak yg susah di atur, kebetulan yg saya pegang mereka anak kls 4 sd,dan kebanyakan mrk aktif semua anaknya( banyak main ya) dan sulit sekali d suruh untuk diam, cara halus dan kasar pun sudah sy terapkan namun hasil belum tampak, dan harus cara apalagi yg saya lakukan.trimakasih
Saya juga guru, saya pernah mengalami seperti itu. Cara belajar anak itu beda2, ada yg senang mendengarkan (audio), melihat(visual),dll. Pertama, Saya ajak anak2 belajar lwat LCD, disitu saya tampilkan animasi2 lucu yg buat mereka tertarik pada kita, namun tetap sifatnya belajar. Kita masuk ke dunia mereka dulu baru kita tarik mereka ke dunia kita. Kedua, Saya juga ajak anak2 belajar di luar kelas, di taman sekolah karena saya yakin mereka jenuh d dlm kelas. Ketiga, Anda juga bisa memberi reward bagi anak yg aktif menjawab ato pun yg bertanya. Keempat, klo anda ingin anak2 anda aktif, buatlah permainan di dlm kelas agar anak2 belajarnya lebih menyenangkan. Msh bnyak lg cara2 yg mungkin anda bisa lakukan
saat kita mengajar, kemudian ada siswa yang tidak memperhatikan, misalnya bermain-main sendiri, sebagai pengajar, berhenti dulu atau terus saja mengajar ya?
thank dan salam kenal Mas
terimakasih artikel ini sangat membantu saya dalam menghadapi jambore instruktur, saya yang nol pengalaman kini menjadi punya gambaran dan menjadikan saya semangat..
Makasih mudah2an tips ini membantu saya untuk praktek mengajar
Saya mau bertanya saya seorang guru kelas 2 sd, saya mau nanya tentang cara mengajar anak kelas 2, pandai membaca dengan cepat. Terima kasih.
Saya seorang guru SD.
Awalnya buatlah Mut mereka untuk giveUp setelah itu buatlah senam otak agar mereka berkonsentrasi, setelah itu rileks kan dulu sejenak kemudian ajak mereka untuk mengobrol tentang materi yang akan dibahas.
Anak2 sangat lah senang dan termotivasi jika gurunya aktif/semangat dan memperhatikan mereka. ?
Semoga bermanfaat ?
Luar biasa..
Mantap…terima kasih