Payudara wanita adalah bagian tubuh yang selalu menarik perhatian siapa saja, tak terkecuali para ilmuwan. Sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan mengenai payudara wanita, dengan segala sub-topik yang berkaitan yakni penyakit dan kecantikan.
Pada kurun waktu Januari hingga Juni 2013 ini, sudah ada tiga penelitian yang menjadikan payudara sebagai subyeknya. Dua dari tiga penelitian itu melibatkan kanker payudara, suatu penyakit yang sangat ditakuti oleh wanita. Berikut adalah tiga penelitian tersebut.
Setelah sekian puluh tahun wanita menganggap bahwa bra membantu payudara melawan gravitasi, mungkin mereka harus berpikir ulang. Seorang peneliti dari perancis, Professor Jean-Denis Rouillon menggunakan kaliper untuk mengukur perubahan payudara 330 wanita dengan usia 18-35 tahun selama 15 tahun. Ia menemukan bahwa menggunakan bra sesungguhnya menghalangi “jaringan pendukung” untuk berkembang dan membuat payudara menjadi “layu” dan “menurun secara bertahap”.
Penelitian ini juga menemukan bahwa bra tidak mengurangi sakit punggung, namun justru memperparahnya. Hasil penelitian Rouillon ini dapat membangkitkan kembali debat perlu atau tidak perlunya bra, bahkan ada yang berspekulasi ini bisa memicu aksi bakar bra seperti yang terjadi 4 dekade lalu. Meskipun begitu, professor Rouillon mengatakan bahwa penelitian ini baru “pendahuluan”, jadi masih harus ada penelitian lanjutan. Jadi para wanita tidak perlu tergesa-gesa membuang bra miliknya. [NY Times]
Implan payudara dapat menghambat deteksi terhadap sel kanker. Berikut adalah kesimpulan laporan dari The Guardian bersama beberapa media lainnya. Meskipun begitu, belum ditemukan kaitan antara implan payudara dengan kanker payudara. Implan payudara meningkatkan jeda pada diagnosis wanita yang menderita kanker payudara. Hal ini membuat resiko kematian pada kondisi ini meningkat.
Penelitian dilakukan oleh Universite Laval, the Public Agency of Canada, the University of Toronto, Health Canada dan University of Ottawa. Penelitian ini didanai oleh beberapa lembaga publik di Kanada. Penelitian ini dipublikasikan di British Medical Journal. Meskipun penelitian ini hanya mengatakan bahwa terjadi peningkatan resiko kematian sebesar 38 persen, namun cukup menjadi pertimbangan wanita yang ingin memasang implan payudara. [NHS UK]
Menurut laporan dari MSN News bahwa dalam sebuah penelitian di laboratorium, mengaplikasikan tekanan fisik pada sel menuntun mereka untuk kembali kepada pola pertumbuhan normal. Meskipun para ilmuwan tidak menyarankan penyembuhan kanker payudara dengan bra bertekanan, namun mereka percaya bahwa hasil penelitian ini memberikan petunjuk tentang cara baru perawatan payudara.
“Saat kita mengangkat beban, otot kita menjadi lebih besar. Gravitasi juga penting untuk membuat tulang kita kuat. Dengan ini tahu bahwa dorongan fisik juga berperan dalam pertumbuhan -atau sebaliknya- dari sel kanker.
Gautham Venugopalan (University of California at Berkeley)
Pada penelitian ini, sel epithelial yang terjangkit kanker dibiakkan pada sebuah ruangan silikon yang fleksibel. Hal ini membuat peneliti dapat dengan mudah mengaplikasikan tekanan pada tingkatan pertama pertumbuhan sel, secara efektif menekan sel. Seiring waktu, cel yang ditekan mulai tumbuh dengan normal dan terorganisir baik. Saat struktur jaringan payudara sudah terbentuk, sel berhenti tumbuh bahkan saat tekanan sudah dihilangkan. Sedangkan pada subyek yang tidak diberi tekanan, sel terus tumbuh dan bisa menjadi kanker payudara. [Huffington Post]
Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.
Anda harus masuk untuk berpendapat.