Jika kita perhatikan dengan seksama, masyarakat kita sebagian besar masih banyak yang percaya dengan animisme dan dinamisme. Kepercayaan mistik ini merupakan warisan budaya lama yang suka atau tidak suka sudah ada sejak ratusan bahkan mungkin ribuan tahun lalu.
Animisme adalah suatu kepercayaan bahwa roh-roh atau makhluk halus (khodam, jin, roh nenek moyang) memiliki kekuatan. Sedangkan dinamisme adalah kepercayaan bahwa benda-benda tertentu (batu mulia, keris, dll) memiliki kekuatan. Kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, seperti jodoh dan rezeki.
Kebudayaan mistis seperti ini umumnya dipersepsikan dipercaya orang yang bodoh dan tidak terpelajar, namun faktanya tidak demikian. Banyak juga orang yang terpelajar, bahkan cukup tinggi ilmunya memiliki kepercayaan terhadap hal-hal yang mistis.
Satu hal mistis yang berupa benda yang dipercaya masyarakat adalah Jenglot. Jenglot berupa patung mini yang umumnya bertubuh hewan berkepala manusia. Menurut mitos, jenglot adalah manusia sakti atau makhluk dunia lain yang dikutuk. Jenglot dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan atau kesialan. Setiap ada berita tentang penemuan jenglot, masyarakat akan berbondong-bondong untuk melihatnya.
Dimana letak kebohongannya?
Tidak ada satupun bukti yang bisa digunakan untuk mengklaim apakah sebuah jenglot itu asli atau tidak. Hanya orang-orang tertentu (baca: pintar) yang mampu melihatnya. Dan sangat disayangkan, kita tidak bisa tahu apakah orang “pintar” berbohong atau tidak. Penemuan jenglot selalu disambut antusias oleh masyarakat, menimbulkan “sumbangan” sukarela. Jika anda hitung jumlahnya, tentu sangat besar sekali per harinya. Bayangkan jika ada 1000 orang melihat dengan masing-masing “menyumbang” 1000 rupiah, berarti 1 juta rupiah per hari yang bisa didapat oleh si pemilik jenglot tersebut. 🙂
Selain sebagai tontonan, jenglot juga dilakukan untuk melakukan penipuan kelas kakap. Seperti misalnya seorang kakek berusia 61 tahun asal Sragen yang berhasil menipu dengan jenglot. Kakek ini mendapatkan 300 juta rupiah dari seorang pengusaha yang mempercayainya bisa menarik uang yang sudah ditabung tanpa berkurang. Meskipun pada akhirnya si kakek ini ditangkap polisi, namun jelas disitu bahwa pada awalnya sang pengusaha tertarik dan percaya dengan jenglot. [BeritaJatim]
Isu yang paling besar berhubungan dengan dunia gaib adalah harta bung Karno. Dikatakan bahwa bung Karno, presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki harta nasional yang dijaga oleh makhluk gaib. Hanya orang-orang tertentu dengan syarat-syarat tertentu saja yang dapat mengambilnya. Banyak orang yang memburunya, bahkan hingga menghabiskan uang ratusan juta.
Dimana letak kebohongannya?
Hal logis yang bisa kita pikirkan adalah pelajaran sejarah. Pada masa pemerintahan bung Karno, Indonesia mengalami resesi alias miskin luar biasa. Untuk membiayai revolusi, Indonesia memiliki hutang sebesar 2,2-2,7 milyar dolar. Suatu jumlah yang tidak sedikit jika dilihat nilai mata uang saat itu. Berpikirlah yang logis, mana mungkin bung karno menyembunyikan harta di alam gaib dengan membiarkan Indonesia dalam kemiskinan? Jadi, bung Karno korupsi, gitu? Tentu saja tidak. Jadi, tidak akan pernah ada yang namanya dana revolusi itu.
Setelah membaca kedua hal diatas, anda akan merasa bahwa yang terakhir ini adalah kepercayaan yang sangat konyol. Ada sebagian orang yang menawarkan bisa menggandakan uang secara gaib. Ya, uang rupiah yang anda pegang itu akan menjadi lebih banyak setelah diadakan ritual tertentu. Satu hal yang pasti, belum pernah ada orang yang berhasil menggandakan uangnya.
Dimana letak kebohongannya?
Sebelumnya, jangan kira bahwa hal tidak masuk akal ini tidak ada yang percaya. Faktanya seorang kepala sekolah SD bisa tertipu. Sedangkan kasus terbaru yang melibatkan dosen UNDIP, masih belum terbukti, apakah ia hanya korban pembunuhan atau sekaligus korban penipuan, kendati ada tetangganya yang bersaksi mengenai niat menggandakan uang oleh korban. Ini membuktikan bahwa tidak hanya orang bodoh dan berpendidikan rendah saja yang percaya dengan sesuatu yang tidak logis.
Letak kebohongan dari penggandaan uang tentu ya di uangnya itu sendiri. Anda pasti tahu bahwa setiap lembar uang rupiah memiliki nomor seri, dimana tidak ada yang sama satu dengan lainnya. Jika uang anda digandakan tanpa fotokopi alias nomor serinya beda, berarti hanya ada dua kemungkinan yakni:
Fakta yang ada menunjukkan bahwa setiap kasus penggandaan uang selalu berakhir di kantor polisi dengan minimal dakwaan pasal 378 KUHP, yakni PENIPUAN. Si “dukun” pasti tidak akan menepati janji, sedangkan uang korban pasti sudah habis. Tentu saja begitu karena uang tidak akan bisa digandakan.
Nah, masih percayakah anda dengan hal-hal mistis? Mari kita berdiskusi. 🙂
Dibawah ini adalah pendapat yang dikirimkan pembaca atas artikel ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara bebas, anda boleh menulis apa saja asal mampu mempertanggungjawabkannya. Kami menerima kritik dan saran namun tidak menerima caci maki. Hidup cuma sekali, jangan sia-siakan hanya untuk menyakiti hati orang lain.
Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.
Anda harus masuk untuk berpendapat.
Artikelnya keren sob,.. 🙂
Terimakasih sob, di tunggu kunjungan baliknya 🙂