Dalam masalah berhubungan intim, ada yang menganggap bahwa ukuran perangkat pria ini penting, ada juga yang menganggapnya tidak demikian. Bagi yang menganggapnya penting maka akan melakukan bermacam hal untuk mendapatkan ukuran yang menurutnya ideal.
Terkang obsesi yang timbul dari ukuran penis inilah yang membuat berbagai macam cara ditempuh, beberapa cara atau alat pembesar penis membuat kita geleng kepala. Terkadang resiko fatal dapat dialami jika terjadi kesalahan. Namun demi meningkatkan performa seksual sebagai usaha memuaskan pasangan, resiko seperti itu sepertinya tidak menjadi masalah bagi sebagian orang.
Salah satu yang akan kami bahas adalah penile traction device atau alat untuk meregangkan penis. Kami bingung mencari padanan kata yang pas dalam bahasa Indonesia tentang benda yang satu ini. Kamu mungkin tidak perlu tahu lebih banyak untuk menebak bahwa perangkat ini buruk, terdengar seperti versi kecil dari perangkat penyiksaan dari abad pertengahan, hanya saja didesain untuk “otong” kamu.
Gadget kecil ini dirancang untuk dipakai selama 12 jam, jika kamu punya banyak waktu luang yang didedikasikan untuk membentuk perabotan kamu. Pada dasarnya, cara kerja dari alat ini adalah memaksa sel dalam jaringan tisu tumbuh kembali untuk mengisi bagian yang meregang. Mirip ketika ada seorang yang mengklaim bahwa bungee jumping dengan beban yang diikat pada pantat kamu akan membuat kamu tumbuh lebih tinggi.
Memang diakui alat pembesar penis ini bekerja, namun tentu saja memiliki resiko. Setelah bagian pangkal dan ujung dari penis dijepit perangkat ini, maka alat dapat diatur ketegangannya untuk menarik memanjang. Lebih mirip gitar dengan penis sebagai senarnya. Pada awalnya alat ini digunakan untuk mereka yang mengalami lekukan dan jaringan parut paska operasi atau luka trauma. Namun gadget ini sekarang telah dijual bebas dan bisa kamu dapatkan di Internet dengan harga yang termasuk terjangkau.
Penis pumps and traction devices can cause internal injury to the chambers of the spongy tissue of the penis which hold blood to give an erection. Once damaged they cease to hold the blood as intended. If many are damaged then your erection is not as strong or wilts quicker. Which would you rather have – a long penis which cannot hold its erection or a slightly shorter one that is rock hard?
Yahoo! Answer. http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20111007142238AAjgFo3
Pemakaian berlebihan dari pembesar penis ini dapat menyebabkan cidera traksi atau peregangan yang dapat mengakibatkan memar dan kerusakan pembuluh darah karena sirkulasi yang terhambat. Akibat dari ini bisa fatal, mengingat pembuluh darah adalah bagian penting dari performa pria. Meskipun memiliki penis panjang, bisa jadi penis tidak dapat “berdiri” karena rusaknya pembuluh darah.
Nah, lho! Selain itu tentunya kamu harus mencari cara untuk memakai pembesar penis selama 12 jam tanpa ada orang yang tahu bahwa kamu menambahkan benda sepanjang enam inci di dalam celana kamu. Jika ketahuan memakai pembesar penis pasti akan malu, bukan? Bagaimana menurut kamu?
Dibawah ini adalah pendapat yang dikirimkan pembaca atas artikel ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara bebas, anda boleh menulis apa saja asal mampu mempertanggungjawabkannya. Kami menerima kritik dan saran namun tidak menerima caci maki. Hidup cuma sekali, jangan sia-siakan hanya untuk menyakiti hati orang lain.
Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.
Anda harus masuk untuk berpendapat.
Ih serem ya, yang alami aja ah…
walahh mas mas.. medeni nek gede2 hahahha..
sek penteng enek rasane joss haha