Tidak lengkap rasanya kalo belum berkunjung ke Malioboro jika ke Yogyakarta. Dan berbelanja di Malioboro bisa dikatakan suatu hal wajib yang dilakukan oleh wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta.
Hal unik yang ada di Malioboro adalah mayoritas pedagang tidak menerapkan harga pas pada barang yang dijual. Pembeli harus menawar harga untuk kemudian mencapai kesepakatan untuk transaksi jual beli atau tidak. Sistem seperti ini tidak akan ditemukan di mall, namun dirindukan banyak orang.
Tawar menawar harga memang sebuah strategi bisnis. Kadang pedagang berharap dengan tawar menawar ia dapat menjual produknya lebih tinggi. Banyak pembeli pada akhirnya membeli suatu barang dengan harga 50% lebih mahal daripada harga pasaran. Bagi pedagang, ini adalah yang disebut sebagai tambahan keuntungan.
Mayoritas pedagang memberikan penawaran dua kali lipat daripada harga yang sebenarnya dia inginkan. Semisal pedagang mengingkan barang terjual minimal 30 ribu rupiah, maka ia akan menawarkan seharga 60 ribu rupiah. Harapannya adalah jika ditawar maka dengan mudah ia dapat menurunkan harga dan mendapatkan keuntungan tambahan.
Jika kamu adalah orang yang berasal dari Jawa dan bisa berbahasa Jawa, akan lebih baik menggunakan bahasa Jawa saat bertransaksi dengan para pedagang di Malioboro. Selain memperlancar komunikasi, faktor kedekatan budaya dapat membuat harga penawaran menjadi lebih kecil dibanding kepada mereka yang tidak berbahasa Jawa.
Memang tidak semua pedagang seperti itu, tetapi tidak ada salahnya mencoba akrab dengan para pedagang dengan menggunakan bahasa yang sama. Bagaimanapun orang Jawa kebanyakan memiliki sifat yang welas asih, kalau dia gembira, bisa saja harga barang yang kamu inginkan dapat ditawar semurah-murahnya.
Selain pedagang kaki lima (PKL), ada juga toko-toko di sepanjang Malioboro. Jika kamu berpendapat jika harga barang di toko lebih mahal dari harga di PKL, mungkin kamu perlu membuktikannya. Jangan tertipu dengan persepsi bahwa PKL pasti murah, lihat dan masuk ke toko yang ada disana.
Tak jadi beli tak mengapa, para pelayan dan pemilik toko sudah terbiasa mendapatkan ratusan pengunjung per hari yang tidak jadi beli. Bisa aku yakinkan bahwa beberapa toko memiliki barang dengan harga lebih murah dibanding PKL yang diluar, bahkan dengan lapak di pasar Beringharjo sekalipun. 🙂
Demikian setidaknya tiga tips berbelanja di Malioboro. Tips diatas perlu kamu ingat saat berbelanja di Malioboro, meskipun kamu juga tinggal di Jogja. Oh ya, satu lagi, untuk turis, jangan beli makan di warung-warung tenda tanpa melihat terlebih dahulu daftar harganya, ya. Itu saja. Happy vacation in Jogja!
Dibawah ini adalah pendapat yang dikirimkan pembaca atas artikel ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara bebas, anda boleh menulis apa saja asal mampu mempertanggungjawabkannya. Kami menerima kritik dan saran namun tidak menerima caci maki. Hidup cuma sekali, jangan sia-siakan hanya untuk menyakiti hati orang lain.
Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.
Anda harus masuk untuk berpendapat.
Ada-ada aja ni agan nhe buat artikel kayak gini….
iya bener bisa dicoba, nawarnya pake bahasa jawa. kalo bisa bahasa jawa yang halus 🙂