Hubungan itu Harus Dimulai dengan Kejujuran

Anda pasti akan berteriak setuju jika saya bilang bahwa segala macam hubungan antara manusia dengan manusia itu harus dimulai dengan kejujuran. Ada pepatah mengatakan bahwa kejujuran adalah mata uang yang berlaku di manapun.

Lukisan Jaka Tarub oleh M. Idris.

Lukisan Jaka Tarub oleh M. Idris.

Meskipun bisa dibilang dewasa ini kejujuran sudah semakin langka, namun tidak membuat kejujuran itu tidak berlaku lagi. Bahkan saat ini kejujuran seperti oasis di tengah padang pasir kekacauan peradaban umat manusia saat ini. Kejujuran seperti layaknya perbuatan baik lainnya menjadi luar biasa, meskipun seharusnya itulah yang biasa.

Cerita rakyat Jaka Tarub

Pernah mendengar cerita Jaka Tarub? Versi asli ya, bukan versi yang telah digubah oleh stasiun TV sebelah yang ngawur itu. Cerita rakyat dari Jawa Tengah ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Jaka Tarub. Tidak diceritakan apa pekerjaan pemuda itu, berhubung jaman dulu ya diasumsikan seorang petani saja.

Suatu ketika, Jaka Tarub melakukan perjalanan ke sebuah gunung yang terkenal keramat. Di gunung itu ada sebuah danau yang kebetulan saat itu ada 7 bidadari sedang mandi. Timbul niat kurang baik dari Jaka Tarub, ia menyembunyikan salah satu selendang mereka. Ketika selesai mandi, salah satu bidadari itu tidak bisa kembali ke kahyangan dan ditinggal 6 saudarinya. Saat itulah Jaka Tarub datang berpura-pura ingin menolong bidadari yang bernama Nawangwulan itu.

Singkat cerita, Jaka Tarub kemudian menikahi Nawangwulan dan hidup di sebuah desa dan memiliki putri bernama Nawangsih. Setelah bertahun menikah, Nawangwulan menggunakan kesaktiannya menanak nasi hanya sebutir untuk satu keluarga. Jaka Tarub penasaran dengan beras di lumbung yang tak kunjung habis. Ia pun membuka tutup penanak nasi, padahal sang istri telah melarangnya.

Akhirnya kesaktian Nawangwulan sudah tidak bisa digunakan untuk menanak nasi sehingga ia harus melakukannya dengan cara biasa. Dengan cara ini, beras di lumbung semakin menipis dan membuat Nawangwulan menemukan selendangnya yang ternyata disembunyikan oleh Jaka Tarub disitu. Nawangwulan pun marah dan akhirnya kembali ke kahyangan, meninggalkan Jaka Tarub dan putrinya Nawangsih.

Moral cerita rakyat Jaka Tarub

Seperti yang saya ungkap dalam posting lalu bahwa setiap mitos didesain untuk mengontrol sikap kita, begitu pula dengan cerita ini. Moral cerita dalam Jaka Tarub ini adalah bahwa setiap hubungan, utamanya hubungan cinta harus didasari oleh kejujuran.

Jaka Tarub yang menyembunyikan selendang Nawangwulan merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Ia menyebabkan masalah pada orang lain dan kemudian datang menawarkan diri sebagai penolong, semua demi kepentingan dirinya pribadi tanpa memikirkan bagaimana nasib si korbannya. Bisa jadi kan di kahyangan si Nawangwulan sudah punya calon suami? 😀

Sesuatu yang tidak didasari kejujuran, pasti akan menjadi masalah di belakang hari. Percayalah bahwa masalah yang akan datang itu bukan masalah yang biasa saja. Kejujuran merupakan fondasi dari segala macam hubungan supaya tercapai harmonisasi. Seorang pemimpin yang jujur, tentu akan dicintai rakyatnya dan bisa hidup tenang. Tidak ada kejutan tiba-tiba ditangkap oleh KPK saat sedang mengunjungi mall. 🙂

Pada level terkecil, seseorang yang jujur kepada pasangannya tentu akan menambah nilai kebersamaan mereka. Nilai kebersamaan itu akan menjadi lengkap tanpa adanya rasa was-was akan rahasia yang terungkap dan lain sebagainya. Selain itu orang yang jujur tidak memiliki celah yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak menyukainya. Menurut saya seperti itu, bagaimana pendapat anda?

Artikel ini diterbitkan pada

Seorang yang percaya hari akhir dan mencari Tuhan melalui ilmu pengetahuan. Mengerti PHP, Wordpress dan Linux. Namun masih saja menggunakan Windows 10 sebagai sistem operasi utama. Mau tanya apa saja atau bahkan curhat sama penulis ini, hubungi saja melalui formulir kontak disini. Pasti dibalas, kok!

Ada 635 pendapat pembaca

Dibawah ini adalah pendapat yang dikirimkan pembaca atas artikel ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara bebas, anda boleh menulis apa saja asal mampu mempertanggungjawabkannya. Kami menerima kritik dan saran namun tidak menerima caci maki. Hidup cuma sekali, jangan sia-siakan hanya untuk menyakiti hati orang lain.

  1. indah nuria savitri:

    Setuju bangeeet…jujur juga kunci keberhasilan dalam apapun :D…apalagi sama pasangan, soalnya kalau ngg, pasti ketahuan juga nanti bohongnya :D…salam kenaal..

  2. adinda:

    kejujuran itu salah satu modal utama dalam berkehidupan 🙂

Kirim pendapat

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan Hanya Lewat. Redaksi berhak menyunting atau menghapus kata-kata yang berbau narsisme, promosi, spam, pelecehan, intimidasi dan kebencian terhadap suatu golongan.

Anda harus masuk untuk berpendapat.